TpG0TSrpGprpGUO9GSOlGfr8Gd==
  • sembilanbintangsociety@gmail.com
  • 089 513 180 587

Pemuda dan Koperasi: Energi Kolektif untuk Kemandirian Bangsa

M. Chanif Muayyad.
Sembilan Bintang Society - Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, momen bersejarah ketika anak-anak muda dari berbagai penjuru nusantara menyatukan semangat kebangsaan dalam satu ikrar monumental: Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, Indonesia. Ikrar itu tidak sekadar menjadi tonggak lahirnya nasionalisme, tetapi juga sumber energi moral dan sosial bagi setiap generasi muda yang datang kemudian.

Kini, hampir seabad setelah Sumpah Pemuda 1928, tantangan yang dihadapi generasi muda tidak lagi berkutat pada perjuangan fisik melawan penjajahan, melainkan perjuangan menghadapi ketimpangan ekonomi, disrupsi digital, dan ketergantungan terhadap kekuatan ekonomi global. Dalam konteks inilah, nilai-nilai kebersamaan dan kemandirian yang diusung oleh gerakan koperasi menemukan kembali relevansinya.

Koperasi dan pemuda sejatinya memiliki irisan nilai yang kuat: semangat gotong royong, kemandirian, solidaritas, dan keinginan untuk membangun masa depan bersama. Bila semangat pemuda dipadukan dengan falsafah koperasi, maka lahirlah kekuatan kolektif baru — energi sosial-ekonomi yang mampu menggerakkan bangsa menuju kemandirian.

KOPERASI: CERMILAN SEMANGAT GOTONG ROYONG DAN PERSATUAN

Koperasi adalah bentuk nyata dari ekonomi yang berpihak pada rakyat. Berbeda dengan sistem ekonomi kapitalistik yang berorientasi pada keuntungan pribadi, koperasi dibangun atas prinsip kebersamaan dan kesejahteraan bersama. Di dalam koperasi, setiap anggota adalah pemilik sekaligus pengguna. Mereka saling mendukung untuk mencapai kesejahteraan kolektif, bukan sekadar keuntungan individu.

Prinsip dasar koperasi — “dari anggota, oleh anggota, untuk anggota” — sejatinya adalah pengejawantahan modern dari semangat Sumpah Pemuda. Jika pada 1928 para pemuda bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan politik, maka di era sekarang, persatuan pemuda dalam koperasi bisa menjadi gerakan baru untuk mewujudkan kemerdekaan ekonomi.

Dalam konteks sosial ekonomi, koperasi juga menjadi wadah pembelajaran karakter. Melalui aktivitas koperasi, pemuda belajar bagaimana mengelola keuangan, memimpin organisasi, dan membuat keputusan bersama. Nilai-nilai demokrasi ekonomi yang tumbuh di koperasi mengajarkan bahwa kesejahteraan sejati tidak lahir dari persaingan, melainkan dari kolaborasi dan keadilan distribusi.

PEMUDA: AGEN PERUBAHAN DAN INOVATOR KOPERASI MODERN

Generasi muda hari ini adalah generasi yang hidup dalam era digital, terbuka terhadap inovasi, dan memiliki daya adaptasi yang tinggi. Mereka tumbuh di tengah kemajuan teknologi, sehingga memiliki akses luas terhadap informasi, pasar global, dan jejaring sosial yang kuat. Potensi besar ini seharusnya menjadi bahan bakar utama dalam memperbarui wajah koperasi agar tetap relevan di era modern.

Pemuda dapat berperan sebagai motor transformasi digital koperasi. Misalnya dengan mengembangkan aplikasi layanan koperasi berbasis daring, sistem simpan pinjam online, marketplace koperasi untuk produk lokal, hingga penggunaan big data dalam pengelolaan anggota. Dengan dukungan teknologi, koperasi bisa menjadi lebih transparan, efisien, dan menjangkau lebih banyak masyarakat — terutama generasi muda yang terbiasa dengan sistem digital.

Selain itu, pemuda juga dapat menjadi pelopor koperasi kreatif dan koperasi startup. Banyak sektor ekonomi baru yang dapat dikembangkan melalui model koperasi: ekonomi kreatif, pertanian organik, energi terbarukan, hingga pariwisata berbasis masyarakat. Di sinilah semangat inovatif pemuda dapat berpadu dengan nilai-nilai kolektif koperasi untuk menghasilkan bentuk baru dari ekonomi gotong royong yang berdaya saing.

REVITALISASI GERAKAN KOPERASI: TANTANGAN DAN HARAPAN

Meski memiliki potensi besar, koperasi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan: mulai dari manajemen yang belum modern, rendahnya literasi keuangan, hingga stigma bahwa koperasi hanyalah lembaga tradisional. Padahal, di banyak negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, dan Finlandia, koperasi menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Untuk mengubah persepsi ini, dibutuhkan gerakan pemuda koperasi — sebuah kebangkitan baru yang memadukan idealisme pemuda dan profesionalisme manajerial. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu memberikan ruang yang lebih luas bagi generasi muda untuk mengenal dan berpartisipasi dalam gerakan koperasi.

Program seperti “Koperasi Mahasiswa (KOPMA)”, “Koperasi Digital Pemuda”, atau “Koperasi Inovasi Desa” harus diperkuat sebagai wadah pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan sosial bagi pemuda. Dengan demikian, koperasi bukan hanya tempat menabung atau berbelanja, tetapi juga laboratorium sosial bagi pemuda untuk belajar mengelola usaha bersama dengan semangat solidaritas.

KOPERASI DAN KEMANDIRIAN BANGSA

Sumpah Pemuda 1928 adalah tonggak persatuan untuk merebut kemerdekaan politik, sementara koperasi adalah jalan untuk meneguhkan kemerdekaan ekonomi. Kedua semangat ini saling melengkapi: tanpa kemandirian ekonomi, kemerdekaan politik akan rapuh; tanpa persatuan, pembangunan ekonomi akan timpang.

Pemuda yang berjiwa koperasi adalah pemuda yang memahami bahwa kemandirian tidak berarti berjalan sendiri, tetapi berjalan bersama menuju tujuan yang sama. Koperasi mengajarkan bahwa kekuatan sejati bangsa tidak terletak pada segelintir elite, melainkan pada solidaritas jutaan rakyat yang bekerja sama membangun kesejahteraan.

Jika setiap pemuda Indonesia mau menanamkan semangat koperasi dalam kehidupannya — di sekolah, kampus, komunitas, atau desa — maka kita sedang membangun fondasi ekonomi yang adil, berkelanjutan, dan berkarakter kebangsaan.

PENUTUP: SUMPAH PEMUDA, SUMPAH UNTUK KEMANDIRIAN

Peringatan Hari Sumpah Pemuda hendaknya tidak berhenti pada seremonial dan pidato, melainkan menjadi ajakan reflektif: bagaimana semangat persatuan itu kita wujudkan dalam kehidupan ekonomi sehari-hari. Mengembangkan koperasi adalah salah satu bentuk nyata mewarisi api perjuangan para pemuda 1928.

Kini saatnya pemuda bersumpah kembali — bukan hanya satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, tetapi juga satu semangat: membangun Indonesia yang mandiri melalui koperasi. Dengan bersinergi antara idealisme pemuda dan kekuatan gotong royong koperasi, bangsa ini akan melangkah lebih mantap menuju kemandirian dan kesejahteraan bersama.

Penulis: M. Chanif Muayyad.

0 Komentar

SBS Info

Kontak SBS

Anda bisa memberikan kritik dan saran dan atau ingin berkolaborasi kepada kami, Lembaga Sembilan Bintang Society (SBS) melalui form yang tersedia.

Form Aduan

Popup Image